Mafia Migas Biang Kerok RI Tak Bangun Kilang 34 Tahun?



Presiden Joko Widodo dalam beberapa bulan terakhir berkali-kali emosi soal keadaan migas Indonesia. Sudahlah impor terus membengkak, kilang juga tak dibangun dalam 34 tahun terakhir.
"Sebetulnya, habis pelantikan itu saya minta kilang segera dibangun, tapi sampai detik ini dari 5 yang akan kita kerjakan, satupun tak ada yang jalan," kata Jokowi, di Musrenbangnas RPJMN 2019 - 2024 di Istana Negara, kompleks Istana Kepresidenan, kemarin.

Menurut Jokowi, hal ini terjadi karena masih ada oknum yang senang jika Indonesia terus-terusan impor.

"Masih ada yang senang impor minyak, saya pelajari detail, gak benar ini. Avtur masih impor, padahal CPO bisa jadi avtur. Kok kita senang impor? Karena ada yang hobi impor, ekonomi kita mandeg gara-gara hal seperti ini."

Sebelumnya, Jokowi bahkan memaparkan kecurigaannya soal masih adanya mafia-mafia migas yang ada di belakang macetnya pembangunan kilang. "Minyak hobinya impor, karena apa? Karena untungnya gede"

Pada Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) yang digelar akhir November lalu, Jokowi juga mengatakan mengetahui orang yang 'doyan' impor minyak dan gas (migas). Ia tak segan-segan 'menggigit' mereka yang mencoba menghalangi Indonesia mengurangi impor migas. Selama ini impor migas jadi penyebab defisit neraca dagang dan CAD.

"Saya tahu yang impor siapa sekarang. Enggak akan selesai kalau masalah ini tidak kita selesaikan," tegas Jokowi.

Jokowi berjanji akan memberantas para penyuka impor migas. Jokowi menyinggung soal masih ramainya impor minyak dan LPG. "Ada yang senang impor tapi tidak mau diganggu impornya. Baik itu minyak maupun LPG. Ini yang akan saya ganggu," kata Jokowi.

Ia berjanji akan memberantas para penyuka impor migas. Jokowi menyinggung soal masih ramainya impor minyak dan LPG. "Ada yang senang impor tapi tidak mau diganggu impornya. Baik itu minyak maupun LPG. Ini yang akan saya ganggu," kata Jokowi.


Iklan Atas Artikel






Iklan Tengah Artikel 1



Iklan Tengah Artikel 2



Iklan Bawah Artikel